Rabu, 03 April 2013

Selamat Pensiun Laptopku...


Malang, 27 Januari 2012. 
 Mungkin waktunya sudah tiba. Takdirnya cuma sampai dua tahun lebih sedikit. Laptop Compaq handal (setidaknya menurutku) yang sudah menemani aktifitasku selama dua lebih itu tiba-tiba ngadat saat ku restart akhir desember 2012. Layarnya tiba-tiba hitam dan tidak memunculkan tulisan apa-apa alias blank padahal mesin CPU berjalan normal seperti biasa. 

Dengan gusar dan sedikit penasaran, kucoba restart hingga beberapa kali, namun laptop berprosessor core i3 itu tidak juga menunjukkan aktfitas apa-apa. Hanya lampu LED di tombol capslock dan numslock yang berkedip sebanyak tiga kali dengan jeda waktu tertentu. Browsing sana sini akhirnya akhirnya ketemu artikel yang menjelaskan kedipan sebanyak 3 kali itu mengindikasikan modul memori mengalami masalah.

Dahiku sedikit mengkerut….kalau memang memorinya bermasalah, tidak masalah sebab harganya tidaklah seberapa. Aku hanya sedikit khawatir bagaimana dengan data-data tesis yang masih tersimpan dalam keping harddisk? Apakah masih bisa diselamatkan?

Banyak tulisan yang memberi tips yang menurutku agak masuk akal. Di antaranya, mencoba memencet tombol start selama 5 sampai 10 detik. Saran itu tidak mempan. Tetap saja si laptop tak kunjung sembuh. Ada yang kasih saran, laptop di letakkan di atas bantal atau selimut agar panas. 

Logikanya, dengan naiknya suhu system internal laptop dan sirkuit-sirkuit yang terdapat pada main board dapat dipaksa bekerja. Saran ini sama saja alias podowae. Si laptop tetap bandel….huffff nasib-nasib. Terbayang olehku jika tak lama lagi aku akan “terpaksa” punya laptop baru. Tapi aku belum menyerah…mungkin jalan terakhir adalah membawa  si Compaq hitam ke tukang services di kota. Ya its nice idea..

Keesokan paginya, tanpa menunggu sarapan, kupacu si beat menuju kota mamuju dengan harapan si kesehatan si laptop bakal pulih kembali. “Bisaki service laptop?” tanyaku pada seorang teknisi di altitude computer.

“Bisa pak. Dudukki,” jawabnya  ramah. 

Kuserahkan sang laptop dengan harap-harap cemas semoga bukan mainboardnya yang crashSetelah membuka penutup memori di belakang laptop, si teknis mencopot memori lalu memasangkannya dengan memori miliknya. Dan….silaptop tetap gak bereaksi.

Mainboardnya ini rusak pak,” vonisnya dingin.

Mate mi ja,” ucapku dalam hati.

“Jadi bagaimana solusinya?” tanyaku semakin cemas.

“Dibawa ke Makassar pak di service centernya. Tapi mahal itu , untuk ganti mainboard kira-kira 2,5 juta,” katanya enteng.

Dengan langkah gontai aku keluar dari toko itu. Ada rasa putus asa yang menyelinap ke dalam perasaanku. Kucoba menuju ke mahadewa computer. Siapa tahu di sana bisa memberikan punya “mantra-mantra” ajaib untuk menormalkan laptop kesayanganku ini. 

Tapi…hasilnya sama saja. Vonis bahwa main boardnya rusak harus kuterima.
Malamnya, si Compaq ku bongkar habis-habisan. “Sapa tau ada kabelnya putus atau dengan membongkarnya aku memperoleh sedikit keajaiban,” harapku dalam hati. Harapan tinggal harapan karena sama sekali tidak ada perubahan.

Beberapa artikel di dunia maya memberikan testimony kalau usia teknis laptop Compaq terbilang pendek dibandingkan laptop merk lain. Biasanya dua tahun usia pakai, laptop sudah rewel. Penyebabnya macam-macam. Salah satunya system sirkulasi udara dalam laptop tidak memadai karena penumpukan debu sehingga bila dipaksa bekerja dalam waktu lama akan timbul panas berlebih. Panas yang berlebih inilah yang dapat menjadi biang laptop kita menemui cepat menemui “ajal”. So, tambahkan kipas eksternal bila laptop sobat sering digunakan untuk waktu lama.

Meskipun di compaq sudah pensiun, namun harddisk beserta data-datanya dapat diselamatkan. Aku mengubahnya menjadi harddisk eksternal dengan menambahkan perangkat conection seharga Rp 120 ribu.   

0 komentar :

Posting Komentar