Dari presentase dan diskusi dengan
topik pengetahuan dari waktu ke waktu dapat saya pahami bahwa pengetahuan,
berdasarkan tingkatan kognisinya dibagi menjadi empat macam.
1) Know
that (tahu bahwa), merupakan pengetahuan yang sekadar berupa informasi.
Tahu bahwa itu buku, itu gunung, itu lautan. Siswa tahu bahwa dalam sebuah atom
terdapat partikel-partikel yang lebih kecil, tahu bahwa daun mempunyai
klorofil. Pengetahuan dalam tataran ini masih bersifat mengandalkan
ingatan.
2) Know How (tahu
bagaimana). Pengetahuan pada tataran ini lebih bersifat praktis dan lebih
dikaitkan pada aspek keterampilan teknis. Pengetahuan di tingkat ini memerlukan
pengetahuan teoritis sebagai pendukung skill. Para ilmuwan juga menggunakan
tingkatan pengetahuan ini bilamana ilmuwan tersebut memanfaatkan berbagai
peralatan teknis yang dibutuhkan untuk sebuah kegiatan penelitian di
laboratorium atau di alam.
3) Know about (tahu akan/mengenai).
Pengetahuan ini bersifat spesifik karena diperoleh melalui pengenalan dan
pengalaman individu dengan objek secara langsung. Pengetahuan pada tingkat ini
sangat memerlukan pengetahuan teoritis yang mendalam. Tahu mengenai dapat diartikan bahwa seseorang tahu seluk belum sebuah
objek, dan ia memiliki semacam “otoritas” untuk menjelaskannya. Jadi seseorang
yang memiliki pengetahuan pada tingkat ini tidak sekadar memahami pengetahuan
tersebut secara teoritis tetapi juga mampu atau telah memiliki pengalaman menggunakan pengetahuannya.
4) Know
Why (tahu mengapa). Pengetahuan pada tingkatan ini jauh lebih mendalam
daripada tingkatan pengetahuan yang sebelumnya sebab diperoleh melalui
metodologi tertentu dan juga hasil elaborasi (penggarapan
secara tekun dan cermat). Pengetahuan jenis ini biasanya lahir keingintahuan
yang tak pernah berhenti. Setiap jawaban dari pertanyaan selalu melahirkan
pertanyaan lainnya. Proses ini memberikan konstribusi besar dalam bangun
pengetahuan manusia saat ini.
Dalam dunia ilmu pengetahuan alam yang telah berkembang telah
melahirkan berbagai macam cara pandang manusia terhadap pengetahuan itu
sendiri. Setidaknya ada tiga kelompok atau aliran besar yang muncul yaitu
aliran skeptisisme, subjektivisme, dan relativisme.
Aliran skeptisisme cenderung bersikap bersikap skeptis melihat
perubahan dalam mencari pengetahuan dan kebenaran yang begitu cepat dan selalu
berubah-ubah. Perubahan-perubahan yang terjadi itu membuat kelompok skeptisisme
bosan. Tokoh skeptisisme yang terkenal adalah Gorgias (485-380SM). Sikap dasar
kaum skeptisisme adalah manusia tidak pernah tahu apapun dan tidak boleh merasa
pasti karena pengetahuan yang didapat dari waktu-ke waktu tidak pernah cukup.
Aliran kedua yakni aliran subjektivisme lahir dari penyikapan
manusia atas banyaknya kekeliruan kekeliruan yang terjadi dalam penemuan
pengetahuan. Teori dan hukum yang
dirumuskan setiap kali diperbaharui dan meninggalkan kesan bahwa penemuan baru
belum tentu benar dan setiap saat bisa diruntuhkan. Mereka menyimpulkan, bahwa
kebenaran hanya berlaku pada subjek-subjek tertentu. Tokoh dari aliran ini adalah Desacartes. Pemikir menyatakan dan
meyakini satu-satunya hal yang dapat kita ketahui dengan pasti adalah diri kita
sendiri dan kegiatan sadar kita. Hal lain yang berada diluar kita dan di luar
kesadaran kita tidak dapat dipastikan kebenarannya.
Aliran ketiga adalah aliran relativisme. Menurut aliran ini,
kebenaran dan kepastian yang ada saat ini dibisa diklaim oleh manusia dengan
mutlak karena sifatnya yang selalu relatif. Sifatnya tidak selalu absolut karena
bergantung pada subjek yang melihat, situasi dan kondisi saat itu, kebudayaan
dan hukum-hukum yang berlaku pada saat itu, juga pandangan masyarakat akan
kebaikan dan keburukan yang berlaku di daerah tersebut saat itu.
Catatan kuliah. Malang, 10 Juli
0 komentar :
Posting Komentar