Senin, 25 Maret 2013

Evaluasi dan Assesmen dalam Pembelajaran

Selain bertanggungjawab terhadap proses pembelajaran yang berkualitas, Guru juga memiliki peran yang tidak kalah pentingnya, yaitu melakukan assesmen dan evaluasi terhadap siswa siswa di kelasnya. Assesmen dan evaluasi menjadi penting bagi siswa dan orangtuanya karena salah satu alasannya adalah hasil assesmen dan evaluasi memiliki konsekuensi jangka panjang.

Pelaksanaan assesmen dan evaluasi pada tataran pembelajaran, tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Kedua hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam sebuah penelitian disebutkan 10 persen dari waktu guru dihabiskan untuk hal-hal yang terkait dengan evaluasi dan assesmen.

Kontroversi mengenai assesmen atau evaluasi mungkin telah muncul sejak keduanya digunakan. Contoh, adanya sebagian pendapat yang mengatakan evaluasi dan assesmen telah menimbulkan proses dehumanisasi pendidikan dan menimbulkan ketidak percayaan di antara guru. Sebagian lagi berpandangan bahwa grading atau membanding-bandingkan siswa berefek pada kecemasan dan harga diri (self- esteem).

Salah satu tugas dari assesmen dan evaluasi adalah sorting function. Sekolah sacara umum dianggap sebagai masyarakat kompleks yang diharapkan dapat membantu menyortir/menyeleksi orang-orang untuk berbagai peran sosial dan posisi pekerjaan. Sampai kini, masyarakat luas juga menyerahkan sebagian besar pekerjaan mengases dan mengevaluasi pertumbuhan dan potensi siswa kepada sekolah dan guru.

Pengertian Evaluasi dan Assesmen
a. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang telah ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai.

Menurut Arends (2008), evaluasi mengacu pada proses pembuatan keputusan (judgment), menetapkan nilai (value), atau memutuskan tentang worth (manfaat).
Pengertian dan definisi evaluasi yang lainnya adalah :
  • Evaluasi adalah suatu proses dalam merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif - alternatif keputusan (Mehrens & Lelman, 1978).
  • Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan tujuan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan - tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Gronlund, 1975).
  • Evaluasi ialah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan - tujuan atau nilai yang telah ditetapkan (Wrightstone dkk, 1956).
  • Evaluasi merupakan kelanjutan dari suatu rencana kerja yang peranannya sangat dibutuhkan karena evaluasi merupakan latihan yang memperkaya logika dan analisa (I Ketut Gede Yudantara).
  • Evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran atau interpretasi yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran (Sudijono, 1996)
  • Evaluasi merupakan pemikiran kritis terhadap keberhasilan dan kekurangan dalam sebuah program pengembangan diri yang telah dilakukan seseorang (Endang Sri Astuti & Resminingsih).
  • Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses pembuatan keputusan (Donna L. Wong)
Beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut:
  1. Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu produk. Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, menyangkut nilai dan arti.
  2. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu
  3. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan (jusgement)
  4. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria tertentu
b. Assemen
Istilah assemen biasanya merujuk pada seluruh rentang informasi yang dikumpulkan atau disintesis oleh guru tentang siswa-siswanya maupun tentang kelasnya. Informasi tentang siswa dapat diperoleh secara informal, misalnya melalui observasi  atau diskusi. Informasi juga dapat diperoleh melalui cara-cara formal seperti PR, tes, atau laporan tertulis. Informasi tentang kelas dan pengajaran guru juga dapat menjadi bagian assemen.

Tes adalah salah satu teknik assemen yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang seberapa banyak yang diketahui siswa tentang topik tertentu. Akan tetapi memberikan nilai adalah sebuah tindakan evaluatif, karena guru menempatkan value pada informasi yang diperoleh dari tes itu.

Dasar pengetahuan untuk assemmen dan evaluasi begitu besar. Konsep-konsep yang mendasari  yang digunakan untuk mengukur semua jenis ciri, sifat dan atribut, misalnya prestasi akademik, kepribadian, performance (kinerja), memiliki tradisi intelektual panjang. Dua lini penelitian yang penting bagi guru pemula menggambarkan efek assesmen pada motivasi dan pembelajaran siswa dan bias dalam assemen pengajaran. Dalam beberapa penelitian disimpulkan assemen memberikan efek terhadap motivasi pembelajaran yang meliputi efek nilai, efek umpan balik (Arend, 2011: 220).

Efek testing terstandar menimbulkan sedikit perdebatan karena testing dengan soal-soal terstandar dianggap tidak mengakomodasi multiple intelegent pembelajar. Siswa yang memiliki kemampuan artistik, interpersonal, intrapersonal, misalnya,tidak diuntungkan karena kemampuan mereka tidak diukur dalam tes-tes terstandar. Tes terstandar hanya mengukur rentang kemampuan yang terbatas, terutama tes-tes yang difokuskan pada kemampuan kuantitatif dan verbal. Untuk itu, dengan berbagai alasan, efek tes-tes terstandar mungkin tidak selalu sepositif yang diyakini sebagian orang. Belum lagi dengan hasil penelitian yang harus diakui memang terjadi dalam dunia pendidikan bahwa selalu ada efek bias dari dalam assemen dan grading bila tes yang digunakan adalah esai test. 


0 komentar :

Posting Komentar